Kamis, 09 September 2010

"Minal 'Aidin wal Faizin" tidak sama dengan "Maaf Lahir Batin"

sebelumnya saya ucapkan selamat hari raya fitri, 1431 H, laqod roja'naa min jihaadi shoghir, ilaa jihaadi kabiir, minal 'aaidiin wal faaizin, asta'fikum alfan alfin isti'faafan 'ala jami'i khotoyaa ilaikum jami'an. Taqobbalallahu minnaa wa minkum shiyamanaa wa shiyaamakum, Taqobbal yaa kariim....

sering sekali kita mendengar kata-kata minal 'aidin wal faizin disandingkan dengan kata-kata mohon maaf lahir dan batin. terutama di iklan-iklan di televisi yang sering kita lihat, sehingga kita sebagai konsumen entertainmen tersebut sering kita ucapkan atau kirimkan lewat sms saat idul fitri menjelang. sehingga, secara tidak langsung, dengan mengirimkan kata minal 'aidin wal faizin, kita serasa sudah mengucapkan kata mohon maaf lahir dan batin, serta merasa terwakili dengan kalimat tersebut.

namun, apakah benar, bahasa arab dari mohon maaf saat idul fitri itu "minal 'aidin wal faizin"?. mari kita kaji secara harfiyah (walaupun saya tidak tahu apa-apa). kalimat "minal 'aidin wal faizin" sebetulnya adalah penyingkatan dari kalimat panjang ucapan do'a serta permintaan maaf dan harapan yang saya sebutkan diatas. namun, orang indonesia lebih sering menyingkatnya menjadi minal 'aidin wal faizin agar dapat disandingkan dengan kalimat mohon maaf lahir dan batin. mungkin agar rimanya serasi, atau apa sebabnya saya tidak tahu. kalimat minal 'aaidin wal faizin mempunyai arti sebagai berikut "dari orang-orang yang kembali (kepada fitrah) dan orang-orang yang menang (dalam berjihad)".

kalimat tersebut jika diartikan, akan menjadi kalimat yang rumpang dan tidak baku, karena diawali dengan konjungsi, oleh karena itu, kalimat tersebut harus disandingkan dengan kalimat sebelumnya, yaitu "roja'naa min jihaadi shoghir ilaa jihaadi kabiir" yang berarti "kita telah kembali dari jihad yang kecil (melawan hawa nafsu) kepada jihad yang besar (melawan mush-musuh Islam)" sehingga akan menjadi kalimat baku, dan akan lebih lengkap jika disandingkan dengan kalimat sesudahnya, yaitu, "taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamanaa wa shiyaamakum" yang artinya "semoga Allah menerima puasa kami dan puasa kalian semua".sehingga menjadi kalimat seperti ini "ROJA'NAA MIN JIHAADI SHOGHIIR, ILAA JIHAADI KABIIR, MINAL 'AIDIN WAL FAIZIN, TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM SHIYAAMANAA WA SHIYAMAKUM, TAQOBBAL YAA KARIIM" yang arti lengkapnya seperti ini "KITA TELAH KEMBALI DARI JIHAD KECIL MENUJU JIHAD YANG LEBIH BESAR. (OLEH KARENA ITU, KAMI,) DARI ORANG-ORANG YANG KEMBALI (KEPADA FITRAH) DAN ORANG-ORANG YANG MENANG (DALAM BERJIHAD) , (MENGUCAPKAN) SEMOGA ALLAH MENERIMA PUASA KAMI DAN PUASA KALIAN SEMUA, TERIMALAH YA ALLAH, AMIN."

sedangkan, kalimat yang lebih umum di ucapkan untuk meminta maaf dalam bahasa arab, adalah "ASTA'FIIKUM ALFAN ALFIN IST'FAAFAN" yang artinya "saya meminta maaf kepada kalian semua, dengan harapan beribu maaf dari kalian". jadi, kalimat minal 'aidin wal faizin sebetulnya belum mewakili kalimat yang panjang sebagai ucapan doa dan permintaan maaf, karena menjadi kalimat yang rumpang jika disingkat seperti di atas. namun, untuk mengucapkan permintaan maaf yang lebih singkat, bisa menggunakan kalimat "asta'fiikum walfan alfin ist'faafan" yang mempunyai arti permintaan maaf secara langsung.

oleh karena itu, hendaknya kita tidak menyingkat atau memperpendek kalimat doa tersebut menjadi minal 'aidin wal faizin karena kalimat tersebut sesungguhnya adalah doa agar ibadah kita selama bulan ramadhan (yang bisa juga diartikan jihad melawan hawa nafsu) diterima oleh Allah swt. dan agar kita tidak mencerna bulat-bulat apa yang kita dapat dari entertainmen di televisi atau media infiormasi dan telekomunikasi lainnya, karena kita adalah bangsa yang kritis dan kreatif yang selalu menyaring apa yang kita dapatkan.

silahkan sebarkan artikel ini agar menjadi bacaan bagi umat islam seluruhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar