Sabtu, 26 Juni 2010

Sajak-sajak perjalanan (memoar CG)

Bagian pertama dari sebuah trilogi


berawal dari sebuah detik yang berlalu
kakiku melangkah diatas jalan berbatu
mendaki, menuju puncak deru
dan kuhentikan tatapanku keatas langit biru

aku, disini, sendiri tanpa ada seorangpun didekatku
aku, dengan mudaku
aku, dengan keangkuhan dan kelemahanku
aku, dan ketakutanku akan masa depanku
aku, bertekad dalam diriku

bahwa ini adalah suratan yang harus berlaku...

aku takut, akan segala kekuranganku...
aku lemah, jahil, dan tak berarti bagai debu...
aku tak punya siapa-siapa selain diriku...

namun itu semua hanya prasangkaku...

ada dia, kau dan mereka disampingku...
kau yang membuatku bertahan atas segala duri dan debu
kau adalah bagian dari puzzle dan paru-paru
atas segala jejak yang terukir di atas batu
jejak nafasku dan nafasmu

sumpahmu kepadaku,
sumpahku kepadamu,
sumpah mereka kepadaku dan kepadamu...
bahwa tidak akan ada satupun yang berlalu..
tanpa mengecap semua yang diberikan waktu atas yang apa telah terpaku...

sumpah itu, janjiku dan janjimu....
adalah cambuk yang melecut setiap hati yang membeku...
agar kepala, tangan, badan dan dagu...
terus melawan arus tanpa ragu...
sumpah itu,
menjadi asas persahabatan yang takkan terhapus masa lalu...
persahabatan atas mereka, engkau dan aku..
sahabatku....

namun....
takdir Tuhan takkan pernah bisa diterka olehku...
satu demi satu, puzzle itu tehempas tertiup angin menderu....
hingga akhirnya puzzle itu diambil oleh suratan waktu...
puzzle itu takkan pernah kembali kepadaku...
seperti batu jatuh ke palung laut biru...
puzzle yang terenggut oleh kesombonganku...
puzzle yang terenggut oleh keegoisanku...
puzzle yang terenggut oleh darah dinginku...
puzzle itu...
terbaring dalam tanah yang bisu....
walau tangisan merobek dadaku..
kau takan kembali bangun dan bersua denganku...

maafkan aku...
aku hanyalah manusia angkuh atas segala yang dilihatku..
maafkan aku,
jika engkau menilaiku sebagai seorang manusia sepertimu...
maafkan aku...
aku bukanlah manusia, hanya seonggok daging bau...
maafkan aku...

namun mereka dan aku akan selalu menjalankan sumpah itu...
bukan kehendakku meninggalkanmu terbisu
namun sumpah itu harus tetap berlalu...
sumpah itu...


BAHWA KITA AKAN MENJADI GENERASI TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKI BANGSA DALAM SEJARAHNYA SERTA DALAM CATATAN WAKTU....!!!!