Jumat, 26 November 2010

Kedudukan dan Derajat Manusia (sebuah filosofi kimia organik dan biomolekuler)

Berawal dari Firman Allah swt di dalam al-quran surat At-Tin ayat 4-6 yang berarti :

"sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik. kemudian kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). kecuali bagi orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya" Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

seluruh makhluk hidup, mulai dari bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewandan manusia, memiliki struktur makromolekuler penyusun sel yang sama. keempat makromolekul penyusun tubuh dan sel makhluk hidup tersebut adalah Karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat. keempat makromolekul ini di susun oleh 4 atom yang sama, yaitu atom Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. namun, yang paling berperan dalam menentukan karakter makromolekul organik adalah Karbon.

Mengapa karbon menjadi unsur paling utama penyusun basis makhluk hidup ?. di dalam kimia unsur, karbon merupakan unsur yang cukup unik dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. karbon dapat memiliki banyak bentuk senyawa yang memiliki perbedaan sifat yang sangat jauh dengan senyawa karbon lainnya meskipun hanya dengan perbedaan satu buah ikatan.

sifat unik lainnya, karbon dapat membentuk suatu rantai atom karbon yang sangat panjang yang jarang dimiliki oleh unsur lain. senyawa karbon itu sendiri dapat ditemukan dalam berbagai bentuk di muka bumi. mulai dari grafit yang rapuh, hidrokarbon yang berbeda-beda wujudnya dalam suhu kamar, molekul karbon organik yang sangat spesial, dan lain-lain. oleh karena itu, wangat wajar apabila makhluk hidup di seluruh dunia tersusun dari senyawa karbon.

berangkat dari filosofi karbon di atas, manusia harusnya menyadari dari apa mereka terbentuk. manusia terbentuk dari karbon yang bisa berbentuk grafit (arang) yang berwarna hitam legam, rapuh, tidak dihargai, namun juga bisa berbentuk intan (diamond) yang keras, berkilauan, mahal, dan sangat dihargai oleh seluruh masyarakat dunia. kedua wujud atom karbon yang berbeda ini, dapat terjadi bergantung kepada bagaimana mereka dibuat. walaupun atom penyusunnya sama, namun belum tentu hasil dari atom tersebut juga sama.

begitu pula manusia. derajat manusia bisa serendah arang yang hitam, legam, rapuh dan tak bernilai dimata Allah dan manusia. namun manusia juga bisa memiliki derajat seperti intan, bernilai tinggi, kuat, berkilauan, serta sangat bernilai dihadapan Allah dan manusia.

apa yang membedakan keduanya...??

secara ilmiah, yang membedakan antara intan dan arang, adalah proses yang mereka lalui untuk berubah dari karbon biasa menjadi kedua wujud tersebut. arang yang kita temui sehari-hari, adalah hasil dari proses pembakaran tingkat rendah dengan panas api yang tidak terlalu tinggi serta tidak mengalami penekanan beribu-ribu kali lipat dari tekanan atmosfir. berbeda dengan arang, intan yang terbentuk dari karbon mengalami pemanasan di perut bumi yang suhunya bisa mencapai suhu di permukaan matahari, yaitu 5000 K, kemudian, pada proses pembentukan intan dari karbon memerlukan beribu-ribu tekanan atmosfir. hal ini yang menjadikan intan benda paling keras di seluruh jagat raya. semakin tinggi suhu pada pembentukan intan, dan semakin tinggi tekanan lingkungan pembentuk intan, semakin keras intan yang terbentuk dan semakin tinggi kilau intan.

begitu pula manusia. setiap manusia dilahirkan dalam fitrah, pada keadaan yang suci. seperti sabda Rasulullah saw, "kullu mauludin yuuladu 'ala fithroh" setiap bayi dilahirkan dalam keadaan yang suci. namun mengapa pada masa-masa selanjutnya, kedudukan dan pencapaian manusia berbeda-beda ? yang membedakan secara mendasar adalah proses yang mereka lalui. semakin berat tantangan hidup yang dialami, jika manusia dapat mengatasinya dengan baik, maka itulah yang akan menjadikannya lebih tinggi dari yang lain. seperti kata pepatah, "masalah dan tekanan yang tidak membuatmu mati, justru akan membuatmu makin kuat"

oleh karena itu, selayaknya manusia berkaca pada apa yang membentuk dirinya, yaitu karbon. karbon bisa menjadi sehina arang, namun bisa menjadi semulia intan. begitu pula manusia, manusia dapat menjadi orang yang hina ataupun mulia. tergantung bagaimana mereka membentuk dirinya serta proses yang dijalani. maka hendaklah manusia berkaca pada firman Allah surat at-tin di atas. Allah telah membentuk diri kita dengan unsur yang paling baik, tinggal kita yang menentukan, apakah kita mau menjadi arang, atau intan.